Cathleen Kekasih Lesbian ku (Part 1)
Halo semuanya, perkenalkan nama aku Renata, umur aku masih 19 tahun, gambaran diriku, aku mempunyai wajah seperti orang Korea, kulitku putih, rambutku hitam lurus, dengan payudara berukuran 32D dan puting yang berwarna pink. Saat ini aku adalah pelajar di salah satu sekolah swasta di Jakarta, aku lahir dan besar di Manado.
Aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan, ayahku seorang direktur di salah satu perusahaan ternama, dan Mamahku membuka usaha sendiri yaitu Restaurant Jepang di beberapa daerah. Mungkin itu yang membuat kedua orang tuaku jarang dirumah karena kesibukan mereka masing-masing. Aku adalah anak tunggal, tidak memiliki kakak ataupun adik.
Aku mempunyai fantasi seks yang bisa dibilang cukup liar, aku menyukai hal-hal yang berbau Bondage, BDSM, Fetish dan aku ini adalah seorang lesbian. Sampai sekarang pun aku tidak pernah berhubungan, baik itu berhubungan badan maupun pacaran sama cowok.
Pertama kali aku sadar bahwa aku seorang lesbian adalah saat di bangku SMP, saat itu aku mempunya sahabat bernama Cathleen. Selama di SMP kami selalu satu kelas, bahkan satu tempat duduk selama 3 tahun, dan yang aku tahu dia adalah seorang lesbian. Entah benar atau tidak yang dibilang orang bahwa kelainan seperti itu bisa menular, tapi ini benar-benar terjadi padaku. Saat Cathleen jujur padaku bahwa dia adalah seorang lesbian, aku tidak risih dan menjauhi dia, justru aku semakin dekat sama dia karena dia memperlakukan aku seperti kekasihnya, mungkin itu yang membuatku nyaman didekatnya dan benih-benih cinta tumbuh begitu saja diantara kita.
Saat itu sepulang sekolah, Cathleen mengajakku untuk bermain kerumahnya, rumah nya selalu kosong setiap hari, nasibnya sama denganku, orang tua nya jarang pulang dan kakak nya kuliah di luar negeri.
Begitu sampai dirumahnya, kami memutuskan untuk menonton DVD, namun ternyata film yang ada sudah pernah kami tonton semua, dan Cathleen menyarankan agar aku bermain laptop saja bersama dia. Saat aku sedang asik bermain, tiba-tiba saja aku menemukan sebuah folder dengan tulisan "pribadi", akupun mulai dihantui rasa penasaran dan aku mulai membukanya. Terlihat film-film dewasa lesbian beraliran bondage disana, lalu akupun memutar video yang pertama, terlihat dua pasang wanita dan satu kameraman disitu, wanita pertama dalam posisi tangan dan kaki terikat serta mulut yang dilakban, dan wanita kedua sedang menempelkan vibrator di vagina wanita pertama sambil mencambuknya, tidak lama kemudian, si wanita pertama terlihat tubuhnya bergetar dan mengeluarkan desahan yang begitu keras disusul dengan cairan yang keluar dari dalam vagina nya, wanita kedua terus mencambuk badan wanita pertama hingga badannya memerah dan mengeluarkan darah. Saat pertama melihatnya jujur aku tidak mengerti, dan agak sedikit takut. Namun lama-lama perasaan aneh muncul di diriku, tiba-tiba jantungku berdetak sangat cepat, lalu udara sekitar berubah menjadi panas, lalu aku mencopot semua seragamku dan hanya mengenakan tanktop yang aku pakai untuk daleman. Tiba-tiba puting ku mulai mengeras dan vagina ku terasa sangat gatal dan basah, saat aku mencoba memegang nya, tubuhku langsung mengejang karena tiba-tiba area vagina ku menjadi basah dan sensitif. Cathleen yang ternyata daritadi memperhatikanku tiba-tiba saja mendekapku dari belakang. Tangan-tangan halusnya menerobos masuk ke dalam tanktop dan bh yang aku gunakan, dia memilin-milin puting ku dengan lembut dan menciumi sekitar leher ku. Tubuhku serasa terbang ke langit, dan vagina ku mulai basah dan berdenyut.
"Aaaahhhh... shhhhhh...."
"Mmmmphhhhh......ahh."
Hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulutku saat jari-jari Cathleen memainkan vagina ku, Cathleen mulai melucuti pakaian ku satu persatu hingga aku telanjang bulat, dia menuntunku kearah tempat tidur dan memposisikan ku tiduran telentang, jari nya mulai mengelus benjolan sebesar kacang di vaginaku, badanku seperti tersengat listrik, aku tidak mampu mengontrol badanku sendiri, hari itu aku tidak memikirkan hal apapun kecuali rasa nikmat yang luar biasa. Cathleen terus mengelus vaginaku dan sesekali melumat putingku dengan mulutnya, hingga pada akhirnya aku merasakan seperti ingin pipis dan seluruh tubuhku bergetar, persendian ku serasa ingin copot dan rasa geli yang begitu dahsyat menyerang vagina ku, dan tidak lama kemudian, aku menyemprotkan cairan putih yang begitu banyak hingga membasahi tempat aku berbaring, Cathleen hanya tersenyum melihatku dan aku masih bergetar karena rasa nikmat yang baru menimpaku.
Cathleen langsung melumat bibirku dan memakaikan pakaian ku satu persatu, aku masih terbaring lemas sambil memejamkan mata diatas kasur, sesekali tubuhku masih terasa bergetar dan sangat lemas.
"Mungkin ini yang dinamakan orgasme" pikirku. Aku memang sering membaca tentang seks namun baru sekarang aku merasakannya.
Sejak kejadian hari itu, aku dan Cathleen semakin dekat dan kami merasa kami mempunyai hubungan spesial. Sejak kejadian itu juga aku menjadi sering bermasturbasi di rumahku, aku selalu mencari gaya-gaya baru hingga akhirnya aku mengenal apa itu Bondage, BDSM, Slave, Master, Fetish dan yang lainnya, aku mempunyai cita-cita ingin menjadi slave suatu saat nanti, dan aku sekarang menjadi pengidap Fetish, sekarang aku senang melihat kaki wanita, dan terutama bagian ketiak wanita. Aku suka mencium aroma tubuh wanita jika sedang berkeringat, semua itu membuatku cepat terangsang. Lalu aku menceritakan itu kepada Cathleen dan dia malah mendukungku, sejak aku cerita kepada dia, sekarang dia sudah tidak lagi memakai deodorant dan sudah tidak mencukur bulu ketiaknya, setiap habis jam olahraga aku dan Cathleen selalu berganti baju bersama di kamar mandi, tentu nya aku selalu menjilati leher dan ketiak cathleen sehabis olahraga, bau keringat cathleen selalu membuatku merasa terangsang, rasa asin dari keringat tidak aku hiraukan dan terus menjilati leher, ketiak dan kaki cathleen, begitupun sebaliknya yang dilakukan cathleen padaku. Sejak saat itu aku dan cathleen mempunyai kesepakatan agar kita tidak mencukur bulu ketiak, tidak memakai deodorant dan tidak mengganti bh serta celana dalam kita. Dan sampai sekarang hal itu masih kita lakukan, bau yang ditimbulkan dari bh dan celana dalam itu membuat kita terbang, biasa kami berhubungan sambil bertukar celana dalam dan memasukannya ke mulut. Rasa dan bau yang tidak sedap tidak kami hiraukan, rangsangan-rangsangan yang kami lakukan satu sama lain telah mengalahkan rasa jiji dan ego kami sendiri. Saat itu aku dan Cathleen masih sama-sama perawan dan kami berjanji akan melepasnya bersama suatu saat nanti.
(PART 2)
Jika ada yang ingin mengirimkan cerita, bisa kirim ke aku di
Twitter : @fotoketiak
Gmail. : renatazivillia@gmail.com
My name is Sonja McDonell, 23, a stewardess of Swiss Airlines with 13 oversea towns. Lesbian girls have nerves at and in their sensitive parts ot heir bodies in young ages, which so called 'normal girls' don't have. This can never be changed. But indonesian girls are very shy to discusss lesbian sex and to realize it, when I was in the Travel hotel in Jakarta & in the Antares hotel in Medan. I think, it's the culture, right?
BalasHapussonjamcdonell@yahoo.com